#2 SIDANG SKRIPSI: TIM HORE

Alhamdulillah, rasa syukur tidak terkira pada salah satu perkara yang dinantikan akhirnya terselesaikan. Jazakumullahu khair kepada seluruh pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung hingga titik ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga berkah rahmat illahi melimpahi jasa-jasa kalian..

Seputar Pondok Pesantren Nurul Amin Muhammadiyah Alabio

Di daerah Alabio terdapat sebuah pondok pesantren yang sederhana tapi patut diacungi jempol.

Paradigma Penjara Suci

Tentu pembaca sudah tau kan apa makna sebenarnya dari istilah penjara suci?. Ya… penjara suci adalah istilah sebutan untuk Pondok Pesantren.

Kemah Kader Sebagai Pemeriah Milad IMM ke 52 di Kalimantan Selatan

Salah satu bentuk pemeriahan milad IMM ke 52 yang dipersembahkan oleh IMMawan dan IMMawati Kalimantan Selatan adalah kemah kader yang diikuti oleh PC dan PK IMM se Kalimantan Selatan pada jum'at-sabtu, 18-20 Maret 2016 di lapangan SD Alam Landasan Ulin Banjarbaru.

Penghujung Periode

Ikatan Mahasiswa muhammadiyah Universitas lambung Mangkurat Banjarmasin

Showing posts with label imm. Show all posts
Showing posts with label imm. Show all posts

Tuesday, September 29, 2020

Motivasi Donor Darah

    Mengoleksi perangko, kartu, gelas, mainan, sendok, baju dan lain-lain yang bisa dikoleksi bisa menjadi hobi bagi sebagian orang. Walaupun benda-benda itu belum tentu mengandung manfaat. Memang terkesan agak sia-sia, tetapi bisa jadi dengan mengoleksi benda-benda yang ia sukai justru semakin meningkatkan produktivitasnya karena merasa puas dan bahagia.
    Begitu juga yang saya rasakan, pertama kali ingin donor darah motivasi utamanya adalah mendapat kartu donor. Di dalam keluarga saya yang pertama kali mempunyai kartu donor adalah ibu saya, setelah rutin donor ke sekian kali. Pada saat itu kali pertama mengetahui kalau rutin donor bisa dapat kartu donor darah, umur saya masih kisaran 15 atau 16 dan syarat diperbolehkan donor apabila sudah menginjak 17tahun, maka sejak saat itu saya sangat bertekad cita-cita di umur 17 adalah donor darah rutin agar bisa mendapat kartu donor darah.
    Sebuah penantian yang lumayan terasa karena begitu terobsesinya dengan kartu-kartu yang jarang didapati. Namun karena saat menginjak umur 17 tahun saya masih menempuh pendidikan di pesantren kelas 11 maka tidak bisa langsung menempuh step by step untuk menggapai cita-cita melainkan perlu menunggu kepulangan. Setelah kepulangan pun hanya bisa satu semester sekali yang aturannya donor darah boleh dilakukan per 3 bulan.
    Setelah melakukan perjuangan menggapai cita-cita akhirnya terbalaskan, kartu donor darah dengan  nama Aulia Kurnia Wati berhasil di dapatkan, yang pada saat itu juga saya belum mempunyai nomer telepon sendiri, masih menggunakan nomer bapak.



    Itulah motivasi awal saya untuk mendonorkan darah.  Pada awal mendapat kartu, orang tua dan kakak saya mengejek "Berarti setelah dapat kartu gak mau donor lagi no?". Walapun motivasi awal adalah mendapat kartu donor darah namun bukan berarti setelah mendapatkan apa yang saya inginkan kemudian berhenti untuk berbagi darah. Di setiap kali donor yang belum mempunyai kartu saya selalu berusaha meluruskan niat, dan semoga Allah menerima amal ini amiin.🙏 

    Menjadikan hal-hal bermanfaat sebagai pijakan mencapai cita-cita secara tidak langsung membuat kebiasaan baik bagi diri.

    Setelah masuk dunia perkuliahan, makan, tidur, istirahat, olah raga bisa tidak teratur, sehingga tak jarang ditolak saat jadwal donor. Hb lah rendah, tensi lah rendah. Sehingga sekarang ketika diterima donor darah kembali ada kepuasan dan kesenangan tersendiri.

    Ada sedikit tips bagi yang memiliki kebiasaan tensi rendah, di keluarga saya rata-rata memiliki tensi yang rendah, sehingga sebelum berangkat donor kami selalu minum kopi agar membantu menaikkan tensi darah, tidak perlu banyak, cukup beberapa teguk insyaa Allah sudah berpengaruh.

    Semoga terus bisa berbagi dan bermanfaat, berbagi ekonomis, sudah secara tidak langsung ketika donor itu periksa kesehatan gratis, regenerasi darah, dapat bingkisan pula ketika pulang 😁, apalagi kalau donor saat bulan puasa, bisa dapat sirup tanpa mengurangi bingkisan-bingkisan khas lainnya.

    Semangat, Yuk donor darah!!!



Thursday, February 28, 2019

Penghujung Periode

Hari ini
Warna ber-ikatanku semakin beragam
Kalian goreskan dengan penuh semangat
Semangat bergentar
Semangat beramal
Semangat berjalan
Semangat bermarah
Semangat beremosi
Semangat berbahagia
Semangat bermalas
hingga semangat tak berbalas

Terima kasih
Mataku menjadi bersih
Tak jarang dia mengalir
Hati perih
pikiran pening
kepala pusing
handphone tak berdering

Sendiri
Saat itu yang kurasakan
Ingin menyerah
karena tak tau arah

Ternyata tidak!
Lagi-lagi ku tak suka menyerah
Ku memilih berpindah

Kejutan bagiku
Kalian yang hadir untukku
Aku lesu
karena tak bernafsu
ku nafsu
tetapi ku tersipu

Mungkin inilah jalanku
Bismillah

Aku menikmati
hingga lupa diri
Ada rumah yang harus ku hidupi

Maafkan aku yang jauh dari sempurna
Aku bukan alat pemuas
Apalagi alat pengabul
Aku hanya manusia sederhana yang suka berkelana

Maafkan aku
Sebatas itu yang ku mampu
Inilah aku dengan segala kekuranganku
Semoga Allah memberkati aku, kamu, dia, mereka, dan kalian



Monday, April 23, 2018

Saya, Kamu, Dia, mereka, kita dalam IMM: Satu Ikatan Se Nusantara



"Singkat cerita sebenarnya sempat terbesit di benak saya, ini kok responnya seperti ini, kira-kira berkenan tidak ya, dan banyak lagi pikiran-pikiran negative yang terlintas."
Selasa, 17 April 2018 lalu kampus saya mengadakan kunjungan studi banding di Universitas Pendidikan Indonesia tepatnya studi banding dengan Fakultas Pendidikan Ekonomi. Di UPI Pendidikan Ekonomi  adalah sebuah Fakultas, berbeda dengan pendidikan ekonomi di Universitas Lambung Mangkurat yang adalah sebuah Program Studi dengan memiliki dua konsentrasi Pendidikan Bisnis dan Pendidikan Akuntansi, namun saya do’akan kalau memang bisa, layak dan sesuai semoga Pendidikan Ekonomi di ULM juga segera menyusul menjadi sebuah Fakultas, Aamiin.
Beberapa hari sebelum keberangkatan saya sempat menghubungi seorang teman yang berkuliah di UPI Bandung. Sebenarnya saya seperti sudah lancang dan pe-de sekali kalau menyebut dia teman, mungkin kalau dia membaca cerita ini dia akan berucap “ai maneh saha?”  karena bertemu pun tidak pernah, jangankan bertemu, berkenalanpun baru saat pertama kali menghubunginya.
Singkat cerita sebenarnya sempat terbesit di benak saya, ini kok responnya seperti ini, kira-kira berkenan tidak ya, dan banyak lagi pikiran-pikiran negative yang terlintas. Namun, saya berusaha menghibur diri saya sendiri dengan berhusnudzon maklumlah kan yang dihubungi berjenis kelamin laki-laki, kalau terlalu mendayu-dayu nanti jatuhnya malah aneh. Dan tentunya penyemangat yang tak kalah kuat adalah ‘niat’ untuk apa saya ingin bertemu.
H-1 pun tiba lagi-lagi saya hubungi untuk bertanya kejelasan, karena mana ada manusia yang ingin di gantung, bisa matilah kita. Alhamdulillah setidaknya ada respon walau tetap saja ada sedikit rasa khawatir jika malah akan mengganggu aktivitas mereka. The power of pasrah.
The day, saya putuskan untuk tidak menghubungi, apapun yang terjadi yoweslah. Pukul 10.26 ada pesan masuk “gimana mbak udah di upi?”. Alhamdulillah. Singkat cerita tentu kita bertemu walaupun belum pernah bertemu ada satu tanda yang bakal mudah di ketahui, pakaian merah marron. Berbicara mengenai cara bertemu dengan orang baru jadi teringat dengan kisah pertemuan saya dan partner sebelum DAD, hanya iklan.Kembali ke topik. Alhamdulillah silaturahmi kita disambut hangat oleh teman-teman UPI, walau hanya berdua tetapi mereka yang menemui saya –kita- adalah para pejuang dan petinggi di PK IMM UPI, satu ketum demisioner dan satu ketum belum dilantik dalam artian fresh terpilih.
Sedikit sharing dengan mereka ternyata keadaan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di UPI dan di ULM tidak begitu jauh berbeda, apakah  memang keadaan ini terjadi rata-rata ada di setiap kampus PTN, atau hanya di beberapa saja?. Keadaan yang di maksud di sini sangat luas, baik negatif atau positif. Menurut pengamatan hanya terjadi di beberapa PTN saja, karena seperti di UIN Antasari Banjarmasin, Unair, dan banyak lagi mereka sudah mempunyai korkom yang artinya di kampusnya memiliki lebih dari satu komisariat, dan itu sunggu luar biasa. Tetapi sekali lagi di masing-masing komisariat saya sangat percaya pasti mempunyai kelebihan tersendiri baik di bidang keagamaan, keilmuan, dan kemasyaraktan.
Terima kasih kepada teman-teman dari Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UPI Bandung ketum Syahrun dan mantum Mas Amin yang sudah bersedia menemani saat di UPI, juga atas hasil bincang-bincang yang inhsaa Allah bisa diambil hikmahnya dan yang awalnya ingin jalan-jalan malah hanya duduk-duduk saja, yang sudah ngajak makan tapi kami merasa tidak enak dengan teman-teman yang lain, padahal sejujurnya ingin sekali merasakan makanan di kantin UPI dan itu termasuk ekspektasi saya. Ketika teman-teman yang lain hanya berjalan-jalan keliling UPI ditemani guide dari BEM saya hanya akan duduk-duduk di kantin seraya bercengkrama dengan anak-anak IMM UPI sambil melihat teman-teman yang lain keliling-liling, -terkesan jahat sekali ya, namun siapa sangka, bisa jadi hanya dengan duduk-duduk bisa jauh lebih banyak mendapat informasi dan banyak manfaat-  karena awalnya saya dapat bagian observasi.
Juga maafkan kami bila ada tingkah, ucapan, perbuatan dan langkah kami yang membuat tidak berkenan. Relakan. Semoga suatu waktu bisa bertemu atau sharing lagi.
Untuk kali ini hanya bisa menggunakan kalimat “ayo sama-sama berjuang bukan ayo berjuang sama-sama”, karena sudah terkait beda letak geografis, pun masih bisa digunakan “ayo berjuang sama-sama” tetapi dalam lingkup memajukan ikatan.
Sekian, panjang cerita dari perjalanan kehidupan, Alhamdulillah terima kasih atas segalanya. (Kunwa)

Billahi fii sabiilil haq, Fastabiqul Khairat

Beberapa moment yang sempat terabadikan, iya saat momen berfoto. PK IMM ULM Banjarmasin dan PK IMM UPI





Monday, March 12, 2018

Sepenggal Ceritaku Bersamanya

    
     Tahun ini telah menjadi hampir ke tiga tahun saya mengenalnya. Berawal dari  yang hanya mengetahui nama panjang dan orang tuanya sampai mengetahui hal-hal yang menarik darinya, walaupun jujur saya masih belum bisa mengatakan "saya benar-benar mengenalnya".
     Begitu banyak cerita hidup saya alami bersamanya sejak awal memasuki dunia perkuliahan. Memutar kembali awal cerita saya mengenalnya memang bukan dari ajakan seseorang, bukan dari melihat fotonya, itu terjadi begitu saja, tiba-tiba ingin mengenalnya dan harus tau tentangnya.
     Saya bertanya dengan salah satu kakak kelas dulu ketika di ma'had yang juga satu perguruan tinggi dengan saya namun berbeda jurusan. Menanyakan apakah ada keberadaannya di PTN kami. Ternyata ada. Saya girang sekali saat itu, tak sabar untuk semakin mengenalnya. Walaupun tidak murni beraoh hanya dari PTN yang kami duduki. Aku selalu bertanya bertanya dan bertanya, 5W+1H lengkap. Dikenalkannya lah saya dengan seseorang yang konon kata kakak kelas saya lebih mengenalnya. Sore itu kita ber tiga membuat janji untuk bertemu. Saya sangat bersemangat. Seseorang teman kakak kelas saya memberikan formulir yang harus di isi untuk bisa lebih mengenalnya.
     Singkat cerita saya resmi bisa bersamanya. Hari-hari, berganti minggu, bulan dan bulan. Rasanya sungguh berat. Saya sangat ingin berada dia antara mereka-mereka yang juga mengenalnya, bercanda, berkumpul, berkegiatan bersama dll. Namun apa!!!!. Kata orang, kita satu keluarga, kita semua saudara dan harus saling peduli, tetapi kenyataannya?????. Yaahhh apalah saya yang baru dan masih malu-malu ini.
     Tak jarang saya berangkat untuk lebih mengenalnya dan pulang lagi. Tak sampai tempat tujuan, hanya karena tak punya gandengan, memang tidak ada mereka-mereka yang peduli, kepedulian yang hanya sampai di pesan line. Saya kecewa dan ingin berhenti dan menyerah untuk tetap bertahan. Ternyta, rasa ingin berhenati lebih berat dari pada bertahan.
     Pernah suatu saat, saya ingin pindah, pindah tempat. Saya tidak ingin bergabung dengan mereka yang sekrang. Saya mengadu dengan teman-teman seperjuangan, "andaikan boleh, saya ingin pindah bersama kalian, walaupun saya tidak berkuliah di kampus kalian, saya ingin bertahan, tetapi sakit untuk bertahan".
     Seiring berjalannya waktu, masa itupun terlewati. Sepanjang masa itu ada beberapa yang selalu membuatku kuat, salah satunyapun mereka. Saya termotivasi untuk tidak kalah menyerah  dihadapan mereka. Alhamdulillah tetap masih ada dia yang selalu mengajak. Dan sekarang saya berada di posisi dia, sekarang saya sangat memahami apa dan bagaimana yang dia rasakan. Terima kasih sudah membuat saya tetap ingin bertahan.
     Tersebut sepenggal konflik yang saya alami di awal mengenalnya.
     Berbeda zaman akan berbeda pula tantangannya. Dulunya konflik dengan yang lebih dulu, sekarang konflik dengan sebaya dan lebih lambat mengenalnya.
     Apalagi saat ini, periode ini saya di amanahi sangat berat sekali menjadi ketua umum semoga Allah memberikan ampunan, berkah, dan hidayah selalu, serta kuat tabah hati, Aamiin.
     Pesan saya kepadamu, setiap orang berbeda, begitu juga minat dan gaya kepribadiannya. Bukan berarti tidak hadir, tidak ada ketertarikan atau tidak dipercayakan, bisa jadi lawan sudah memahami.
bersambung.....
   

Friday, October 20, 2017

Inikah Rasanya

Ini adalah cerita kali pertamanya saya mengabdi di ikatan sebagai Instruktur. Lebih tepatnya saya sedang menjalani masa permagangan. Saya mengikuti perkaderan khusus Latihan Instruktur Dasar pada 26-29 Muharrom 1438 H/ 27-30 Oktober 2016 di Sidoarjo.
Jarak dari setelah saya mengikuti LID dengan musim perkaderan juga luamayan lama. Iya.. di daerah saya perkaderan utama Darul Arqam Dasar (DAD)  itu seperti musim, ketika ada salah satu komisariat mengadakan Darul Arqam Dasar sudah bisa di tebak komisariat-komisariat lain pasti juga akan mengadakan. Ketika berkomunikasi dengan teman-teman se-perkadderan LID mereka semua sudah pada magang di perkaderan-perkaderan bahkan ada yang lintas cabang. Lah saya…. Karena belum musim perkaderan magangpun belum bisa terlaksana.
DAD X IAIN Antasari Banjarmasin menjadi wadah kali pertamanya saya magang walaupun asal Komisariat saya dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Unlam Banjarmasin. –SENANG- tentu, sesuatu yang sangat-sangat membuat penasaran, yang sangat-sangat ditunggu, bagaimana sih rasanya…. (terkesan lebay sih :V). tetapi yah itulah yang saya rasakan J. Walapun saat itu saya tidak ditugaskan menjadi apa-apa L tetapi it’s ok saya tetap harus belajar.
Awal-awal diperkaderan rasa canggungku sangat kental bahkan bisa dibilang keras hee. Bahkan dengan teman-teman se-angkatan perkaderan DAD pun saya merasa canggung. Saya memang sulit merasa nyaman dengan orang yang jarang bahkan mendekati tidak pernah berbicara dengan saya. Tetapi kalau sudah memulai untuk bicara inshaa Allah untuk seterusnya saya akan langsung merasa nyaman :D. jadi ketika orang yang baru dikenal bertemu saya pasti kesan pertamanya adalah –saya pendiam bahkan sombong L-. Tapi seharusnya tidak boleh semuda itu menjudge seseorang, ini pelajaran buat saya juga. wewww
Tetapi segalanya memang perlu proses, tidak akan ada yang super duper instan. Mie instan yang sudah berlabel instan pun perlu proses hingga bisa dimakan. Berubah pun perlu tahapan, Al-Qur’an pun diturunkan secara bertahap bukan...
Sangat banyak pelajaran yang saya ambil dari para peserta, panitia dan instruktur. Secara tidak sadar mereka semua memberiku pelajaran yang sudah mengetuk hati saya dan  perlu direnungkan. Bahkan di perkaderan itupun memunculkan tanda tanya besar  di kepala saya, yang mungkin hanya akan bisa dijawab oleh waktu L… (pertanyaan yang disensor)







Ini adalah foto TIM Instruktur di perkaderan Pimpinan Komisariat IAIN Antasari Banjarmasin. Saya harap berawal dari sini akan menambah kesan-kesan berbeda ketika ber-IMM. Akan lebih banyak keluarga satu ikatan yang semakin saya kenal dan semakin akrab tentunya.


Ini memang hanya sebagian TIM yang sempat berfoto, masih ada beberapa TIM yang kebetulan berhalangan pun pulang duluan dari arena perkaderan. Nampak dari kiri (laki-laki) berkaca mata  ada immawan Audy Ridhani, immawan Ahmad Sholihin, immawan Mahlan Annaba, dan immawan Airul Syahrif. Nampak dari kiri (perempuan) berkaca mata ada immawati Syeksiana Putri Setiyani, immawati Nabila, immawati Aulia Kurnia Wati, dan immawati Misbatun Nisa.
Tentu masing-masing mempunyai rasa yang berbeda akan pengalamannya walaupun pengalaman itu dilakukan bersama. 
Sekarang saya merasa benar-benar mempunyai keluarga…..
Semoga ini adalah awal yang tidak segera berakhir dan tidak akan berakhir….
                Jayalah Ikatan-ku
                Jayalah IMM-ku

billahifiisabiililhaqq



Yang lebih tidak kalah bahagia Alhamdulillah tulisan ini akhirnya selesai dan terposting ☺☺☺☺☺☺☺
salah khilaf mohon maaf....

Tuesday, September 5, 2017

Perjuangkan apa yg perlu diperjuangkan


Yahh ingin berkicau di sini yang sunyi, senyap, sepi sekali

Dulu ku yang memilih
Dulu semangat sekali menjalani tahap demi tahap
Setelah gelar itu tercapai aku senang sekali
Aku suka dengan gelar itu, luar biasa
Bahkan kalau disuruh menggambarkan sulit rasannya
Rangkaian demi rangkaian saat itu kujalani dengan penuh senang hati tanpa sedih sedikitpun
Di malam untuk mendapatkan gelarpun,
aku sampai merinding
Ini ritwal apa???
Bahkan kalau kalian tau...
Saat berjalan di antara lilin ku tak berani menoleh bahkan membuka mata
Aku hanya meriyip riyip sedikit
Aku bahagia
Itu pilihanku
Lama
Lama
Lama
Masa kian berganti
Hari
Tanggal
Waktu
Acara
Kegiatan
Kumpul-kumpul
Mulai terhadapi
Lalu terlewati
Aku mulai lelah
Lelah
Lelah makan hati
Yahh tentu kamh tau istilah itu
Aku ingin menyerah
Menyerah di tengah jalan
Ku kira kukan bahagia
Kukan menemukan cinta baru
Ternyata tidak!
Itu omong kosong
Aku mulai benci
Sungguh hilang semua
Ternyata kenangan tetaplah kenangan
Kenangan itu kejadian dulu!
Dulu sekali....
Aku lelah lelahhh
.
.
.
Kemudian melati itu segar kembali
Ya melati, julukan baru untuk kami
Segar setelah disiram
Itupun dengan air panas yg berusaha didinginkan
Ya!
Kalian tak bakal tau apa rasanya
Tentu hanya orang terpilih yang akan tau dan bakal memahaminya
.
.
.
Masapun kembali terulang
Semangat
Semangat
Semangat membara
.
.
Mungkin terlalu banyak meminum
sehingga cepat habis
Mulai bertahan
Tetap bertahan
Dan berusaha selalu bertahan
Bertahan walau tau itu menyakitkan
.
Alhasil.....
Inilah puncaknya
Haruskah pergi
Pergi meninggalkan kebahagiaan
.
Hah!!!
Kebahagiaan???
Kebahagiaan yang dipertanyakan
.
Sekali lagi Musuh
Kau musuh nyata
Kau sedang berperang
Berperang!!!
.
.
Bertahanlah
Bertahanlah
Bertahanlah walau kau tau itu sangat sakit..