#2 SIDANG SKRIPSI: TIM HORE

Alhamdulillah, rasa syukur tidak terkira pada salah satu perkara yang dinantikan akhirnya terselesaikan. Jazakumullahu khair kepada seluruh pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung hingga titik ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga berkah rahmat illahi melimpahi jasa-jasa kalian..

Seputar Pondok Pesantren Nurul Amin Muhammadiyah Alabio

Di daerah Alabio terdapat sebuah pondok pesantren yang sederhana tapi patut diacungi jempol.

Paradigma Penjara Suci

Tentu pembaca sudah tau kan apa makna sebenarnya dari istilah penjara suci?. Ya… penjara suci adalah istilah sebutan untuk Pondok Pesantren.

Kemah Kader Sebagai Pemeriah Milad IMM ke 52 di Kalimantan Selatan

Salah satu bentuk pemeriahan milad IMM ke 52 yang dipersembahkan oleh IMMawan dan IMMawati Kalimantan Selatan adalah kemah kader yang diikuti oleh PC dan PK IMM se Kalimantan Selatan pada jum'at-sabtu, 18-20 Maret 2016 di lapangan SD Alam Landasan Ulin Banjarbaru.

Penghujung Periode

Ikatan Mahasiswa muhammadiyah Universitas lambung Mangkurat Banjarmasin

Friday, October 20, 2017

Inikah Rasanya

Ini adalah cerita kali pertamanya saya mengabdi di ikatan sebagai Instruktur. Lebih tepatnya saya sedang menjalani masa permagangan. Saya mengikuti perkaderan khusus Latihan Instruktur Dasar pada 26-29 Muharrom 1438 H/ 27-30 Oktober 2016 di Sidoarjo.
Jarak dari setelah saya mengikuti LID dengan musim perkaderan juga luamayan lama. Iya.. di daerah saya perkaderan utama Darul Arqam Dasar (DAD)  itu seperti musim, ketika ada salah satu komisariat mengadakan Darul Arqam Dasar sudah bisa di tebak komisariat-komisariat lain pasti juga akan mengadakan. Ketika berkomunikasi dengan teman-teman se-perkadderan LID mereka semua sudah pada magang di perkaderan-perkaderan bahkan ada yang lintas cabang. Lah saya…. Karena belum musim perkaderan magangpun belum bisa terlaksana.
DAD X IAIN Antasari Banjarmasin menjadi wadah kali pertamanya saya magang walaupun asal Komisariat saya dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Unlam Banjarmasin. –SENANG- tentu, sesuatu yang sangat-sangat membuat penasaran, yang sangat-sangat ditunggu, bagaimana sih rasanya…. (terkesan lebay sih :V). tetapi yah itulah yang saya rasakan J. Walapun saat itu saya tidak ditugaskan menjadi apa-apa L tetapi it’s ok saya tetap harus belajar.
Awal-awal diperkaderan rasa canggungku sangat kental bahkan bisa dibilang keras hee. Bahkan dengan teman-teman se-angkatan perkaderan DAD pun saya merasa canggung. Saya memang sulit merasa nyaman dengan orang yang jarang bahkan mendekati tidak pernah berbicara dengan saya. Tetapi kalau sudah memulai untuk bicara inshaa Allah untuk seterusnya saya akan langsung merasa nyaman :D. jadi ketika orang yang baru dikenal bertemu saya pasti kesan pertamanya adalah –saya pendiam bahkan sombong L-. Tapi seharusnya tidak boleh semuda itu menjudge seseorang, ini pelajaran buat saya juga. wewww
Tetapi segalanya memang perlu proses, tidak akan ada yang super duper instan. Mie instan yang sudah berlabel instan pun perlu proses hingga bisa dimakan. Berubah pun perlu tahapan, Al-Qur’an pun diturunkan secara bertahap bukan...
Sangat banyak pelajaran yang saya ambil dari para peserta, panitia dan instruktur. Secara tidak sadar mereka semua memberiku pelajaran yang sudah mengetuk hati saya dan  perlu direnungkan. Bahkan di perkaderan itupun memunculkan tanda tanya besar  di kepala saya, yang mungkin hanya akan bisa dijawab oleh waktu L… (pertanyaan yang disensor)







Ini adalah foto TIM Instruktur di perkaderan Pimpinan Komisariat IAIN Antasari Banjarmasin. Saya harap berawal dari sini akan menambah kesan-kesan berbeda ketika ber-IMM. Akan lebih banyak keluarga satu ikatan yang semakin saya kenal dan semakin akrab tentunya.


Ini memang hanya sebagian TIM yang sempat berfoto, masih ada beberapa TIM yang kebetulan berhalangan pun pulang duluan dari arena perkaderan. Nampak dari kiri (laki-laki) berkaca mata  ada immawan Audy Ridhani, immawan Ahmad Sholihin, immawan Mahlan Annaba, dan immawan Airul Syahrif. Nampak dari kiri (perempuan) berkaca mata ada immawati Syeksiana Putri Setiyani, immawati Nabila, immawati Aulia Kurnia Wati, dan immawati Misbatun Nisa.
Tentu masing-masing mempunyai rasa yang berbeda akan pengalamannya walaupun pengalaman itu dilakukan bersama. 
Sekarang saya merasa benar-benar mempunyai keluarga…..
Semoga ini adalah awal yang tidak segera berakhir dan tidak akan berakhir….
                Jayalah Ikatan-ku
                Jayalah IMM-ku

billahifiisabiililhaqq



Yang lebih tidak kalah bahagia Alhamdulillah tulisan ini akhirnya selesai dan terposting ☺☺☺☺☺☺☺
salah khilaf mohon maaf....

Sunday, October 8, 2017

Aku dan Diriku

      Sehari yang lalu ada sebuah kegiatan yang lumayan besar. Itu kegiatan dari IMM Unlam Banjarmasin, "Bukan Mahasiswa Biasa" yah itu judul kegiatannya.
     Hari itu saya ingin mencoba -dan sudah dipersiapakan sejak beberapa hari yang lalu- suatu hal yang lumayan lama menjadi momok dan tantangan besar dalam diri saya. Sebenarnya tugas itu memang agak dipaksakan, yah biasanya saya tidak suka dan mau mengajukan diri, tapi kali itu entah mengapa rasa ingin itu besar sekali. Saya ingin mebuktikan pada diri saya sendiri khususnya kalau saya itu bisa. Lebih tepatnya ingin sombong pada diri sendiri.
    Namun semua tidak berjalan sesuai apa yang di rancang, saya tidak jadi mengerjakan misi itu, ya misi menjadi moderator. Sedih? Tentu, jikalau saat itu tidak banyak yang saya fikirkan, alhamdulillah saat itu sangat banyak yang sedang saya fikirkan dan kerjakan. Tetapi karena saya manusia 100% yang mempunyai perasaan, rasa itupun dorrr  tetap muncul. Dan kita tau ikhlas itu berat. Allah telah memfasilitasinya.
      Tidak berhenti sampai di situ salah satu pendekor acara harus pergi karena ada kegiatan di luar. Dalam hati saya "keadaan sudah seperti ini, panitia kurang, setidaknya jangan menambah emosi". Namun kita tau sabar itu tak mudah. Allah telah memfasilitasi lagi
      Menurut saya ini memang teguran buat saya untuk selalu belajar belajar dan belajar untuk sabar dan ikhlas juga terus meluruskan niat. Orang yang kuat bukan orang yang mampu mengalahkan orang lain namun orang yang kuat itu dia yang mampu mengalahkan dirinya (menahan amarah dan menerima).

Saturday, October 7, 2017

Hujan di senja ini

         Sabtu, 7 Oktober 2017...
Sore ini setelah melaksanakan rangkaian agenda IMM sejak pagi, kemudian di sambung dengan berselancar menuju ladang ilmu.

Perselancaran sore ini disertai turunnya rahmat Allah yang alhamdulillah lumayan lebat. اللهم الصيب النافع. Selain sedang diturunkannya rahmat-Nya listrik mushola pun sedang memadamkan diri. Sehingga ruangan menjadi lumayan gelap apalagi disertai mendung dan memang masa yang mulai berganti ke malam.

Berada di keaadaan seperti ini di tengah-tengah perselancaran tiba-tiba saya teringat dengan masa itu. Masa di mana kita sama-sama bersaing selalu berusaha bersama dan terus bersama Al-qur'an. Sore itu sedang mati lampu dan di sertai kabut. Kita sedang berkumpul di depan dengan pencahayaan seadanya, karena memang handphone kami harus dikumpul, hanya ada beberapa saat itu yg ada di tangan kami entah karena apa jadi diizinkan mengambil. Di sana memang sering sekali kabut, karena berada di dataran tinggi, yang bila hujan akan tumpah ada kabut yang nampak seperti awan yang turun dengan berangsur-angsur.

Mungkin bukan keadaan yang akan saya ceritakan tetapi justru ke perasaan. Menurut saya masa itu adalah masa-masa terindah, masa-masa hati terasa begitu tentram nyaman walau berhadapn dengan suhu yang sangat dingin -mandipun sekali sehari, bahkan sampai berjemur untuk menghangatkan badan, itupun tetap tidak berkeringat-. Masa di mana kita semua sedang berusaha menakhlukkan diri sendiri, hawa nafsu yang sangat mengganggu. Semua sama-sama selalu ingin bersama kalam-Nya. Setiap waktu selalu terdengar suara-suara itu. Di mana-mana bertemu dengan mereka-mereka -kita- yang sedeng berusaha mendekatkan diri dengan cara menghafalnya.

"Sebenarnya bukan perkara seberapa banyak hafalan yang kita miliki, namun seberapa banyak Al-qur'an dapat merubah akhlak dan cara pandang kita terhadap dunia."
Itu pesan yang selau ustadz kami ingatkan

Di sana kita bagai keluarga, keluarga dadakan katanya. Apalagi di tambah ketika kedatangan para bocil-bocil. Walau tanpa kedatangan bocil-bocil juga kami sudah seperti keluarga. Masak, makan, tidur, bermain, cerita, dan segala kegiatan sehari hari. Bahkan sempat suatu saat ada kesalah pahaman diantara kita, sholat berbatas tenda besar jadi serasa sholat di belakang gunung. Sebab ketegangan itu suasana rumah begitu sunyi,  karena yaaa itu tadi, terjadi kesalah pahaman. Entah mengapa bisa seperti itu :D. Sampai pada akhirnya kita semua dikumpulkan 😅 -disaat itu tuh kerasa banget, apasih sampai harus segininya -. Tapi yaa itulah tanda sayang, cinta, peduli, tanggung jawab terhadap keluarganya.

Jika tiba-tiba teringat semuanya terjadi gejolak di hati, bingung. Suatu saat saya merasa sangat senang karena menjadi bagian dari keluarga besar, namun suatu waktu pernah berfikir kenapa saya harus mengenal kalian-kalain para panutanku hingga membuatku sangat ingin mengulang masa itu lagi. Mungkin ini yang namany disimpan sakit, dibuang sayang....

Tetapi, tentu ini semua ketetapan Allah, sekenario dari Allah, sekenario terbaik, dan pasti ada hal spesial yang telah Allah siapkan. Tergantung dengan diri kita terus berhusnudzan selalu kepada Allah atau sebalikanya.

Sekian dari saya Aulia Kurnia Wati keluarga bla bla bla *untuk penyamaran tidak akan dilanjutlan kalimat selanjutnya :)

بالله في سبيل الحق..........

Wednesday, October 4, 2017

Cerita Saya Bersamanya

Selamat malam, selamat menikmati turunnya hujan

     Beberapa hari yang lalu satu kegiatan sudah terlewati. Tepatnya tanggal 1 Oktober telah lahir kader-kader baru yang baru digerakkan untuk bergabung di keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah umumnya, Komisariat UIN Antasari Banjarmasin khususnya.
     Semenjak setelah mengikuti perkaderan Darul Arqam Dasar tentu sudah sangat sering melihat dan membantu perkaderan yang ada. Dari yang hanya menjadi panitia bawang ke panitia beneran hingga menjadi seorang yang ditugaskan mengurus proses perkaderan itu, mungkin baru kali keduanya ini saya melelehkan air mata.
    Yang pertama ketika ada perkaderan di Tanah Laut yang kebetulan saat itu posisi saya lagi di Banjarbaru kemudian ditugaskan untuk membantu jalannya perkaderan di sana. Dengan penuh keadaan yang serba seadanya mereka bisa membuat hati ini tersentuh hingga berhasil mempengaruhi kelopak mata agar mengalirkan air yg tak tahan lagi ingin mengalir.
    Yang kedua yah baru beberapa hari yang lalu, tidak dapat ditutupi hari ke dua perkaderan tepatnya jum'at malam kelopak ini tak terbendung lagi. Semuanya tumpah begitu saja. Entah memang karena saya bingung harus bagaimana dengan keadaan semua ini sehingga hanya bisa meluapkan segalanya dengan hal itu. Di malam terkahir pun jujur saya menumpahkannya kembali, saat melihat para kader yang baru di bai'at mencium bendera dan berkata dengan lantang "saya IMM dan saya bangga seumur hidup". Ketika di di resapi benar benar kalimat itu sangat dalam maknanya. Sangat berat mengemban amanah yang bahkan langitpun runtuh tanda tak mampu. Namun tidak dengan manusia 😞
    Tentunya saya sangat berterima kasih dengan sahabat, keluarga, musuh dan segalanya yang sudah mau menyediakan pundaknya untuk sekedar menjadi penenang. Setia mendengarkan ocehan saya walau saya tau kalian pasti bore & males mendengarkannya. Lagi lagi pertemuan kami juga melalui Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Melalui Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Allah saling memperkenalkan kita, mendekatkan kita, mengakrabkan kita, mengkeluargakan kita, mengajarkan kita, dan banyak lagi. Pernah saya termenung kalau tidak melewati Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mungkin saya akan tidak kenal kalian yg di luar kampus Universitas Lambung Mangkurat bahkan satu kampus  dan satu prodi namun tidak saling kenal.
     "Hijrah itu sulit jika dilakukan sendiri" itulah yang saya rasakan. Berpakaian yang berbeda sejak awal masuk bangku kuliah dengan perasaan yang agak lumayan minder -karena pakaian saya tidak seperti pada teman yang lain- hingga tertanam sika 'masa bodo' juga tidak luput dari karena saya diarahkan menuju ini oleh Allah. Tentu saya merasakan sangat berat masuk di lingkungan baru yang keadaannya drastis luar biasa yang dari serba longgar ke serba kentat. Astaghfirullah.....
     Terima kasih