Niat awal mau menulis kegiatan setiap harinya selama di pesantren, jadi seperti 30 hari bercerita, tetapi setelah difikir-fikir kegiatan di pesantren kan katanya monoton cuma bangun tidur, mandi, ngaji, makan, ngaji lagi, terus ngaji lagi, bahkan sambil tidur juga ngaji lagi dan seperti itu saja terus. Lalu kalau setiap hari harus menulis cerita itu akan sangat membosankan, mungkin saya cuku hanya dengan copy paste. Walakhir, saya memutuskan untuk merangkum cerita per pekannya saja. Nanti mari kita buktikan apakah kegiatan di pesantren hanya monoton?!
Hampir semua santri tentu selalu berfikir ketika masih menjadi santri selalu ingin cepat-cepat keluar dari penjara nan suci tersebut. Ya penjara suci adalah sebutan dari pesantren. Namun anehnya ketika benar-benar sudah keluar dan bebas akan selalu muncul kerinduan-kerinduan akan dunia pesantren.
Bakan ada sebuah kesaksian dari seorang alumni santri sepekan
setelah kelulusan hari-harinya dipenuhi dengan perasaan-perasaan yang
tidak karuan dan sulit untuk digambarkan. Selalu ada keinginan untuk
kembali ke penjara itu.
Setelah empat tahun lulus dari pesantren saya memutuskan untuk kembali
ke pesantren yang sama lagi. Tentu kembalinya saya disertai beberapa
misi, tidak seperti sepuluh tahun yang lalu ketika petama kali masuk
pesantren.
Minggu 14 Juli
2019 dini hari saya memutuskan untuk berangkat ke Pondok Pesantren Nurul
Amin Muhammadiyah Alabio. Pesantren ini merupakan salah satu diantara
salah dua pesantren Muhammadiyah yang ada di Kalimantan Selatan. Malam
hari sebelum keberangkatan, sebenarnya saya sempat merasa sangat bimbang
karena ada beberapa urusan yang belum terselesaikan. Namun pada
akhirnya rasa yang menggebu-gebu dan ketawakalan ini mengantarkan
saya tetap teguh untuk tetap berangkat. Pantau terus tulisan receh ini dan nantikan cerita pengalaman pribadi kembali menjadi santri. (Kunwa)
0 comments:
Post a Comment